Penyakit Jantung Koroner, Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Penyakit Jantung Koroner, Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Reviewed by dr. Syarif Hidayat, Sp.JP (K), FIHA

Posted by RS Krakatau Medika


Penyakit jantung koroner menjadi salah satu penyebab tertinggi kematian di Indonesia, terutama pada usia produktif yang tinggal di perkotaan. Pemicu utamanya yaitu gaya hidup, rokok, manajemen stress yang buruk, dan pola makan yang tidak sehat. 


Kondisi ini terjadi akibat adanya penyempitan atau penyumbatan di dinding nadi koroner karena adanya endapan lemak dan kolesterol sehingga mengakibatkan suplai darah ke jantung menjadi terganggu. Penderita penyakit jantung koroner berpotensi mengalami henti jantung mendadak sudden cardiac death.  Untuk itulah, mengetahui penyakit jantung koroner sangatlah penting. Yuk, simak penjelasannya berikut ini. 


Apa itu penyakit jantung koroner?

Penyakit jantung koroner adalah gangguan fungsi jantung yang terjadi saat arteri koroner tersumbat oleh timbunan lemak.  Arteri koroner sendiri merupakan pembuluh darah yang memasok darah dan oksigen ke otot jantung agar tetap memompa. Jantung membutuhkan oksigen dan zat gizi lain yang dibawa oleh darah agar dapat sehat.


Arteri koroner berada tepat di atas otot jantung dan memiliki empat arteri koroner utama yaitu ; arteri koroner kanan, arteri koroner kiri, arteri desendens anterior kiri, arteri sirkumfleksa kiri. Kondisi ini membuat otot jantung menjadi kekurangan darah karena penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah koroner akibat kerusakan lapisan dinding pembuluh darah (Aterosklerosis). 


Penyebab jantung koroner

Penyebab jantung koroner adalah adanya penumpukan zat lemak secara berlebihan di lapisan dinding nadi pembuluh koroner. Biasanya, ini dipengaruhi oleh pola makan yang kurang sehat dan kecanduan rokok. 

Selain itu, kondisi medis tertentu seperti hipertensi dan kolesterol tinggi juga dapat menjadi penyebab penyakit jantung koroner.Adapun sejumlah faktor lain yang meningkatkan risiko penyakit jantung koroner adalah sebagai berikut: 


  1. Gaya hidup, Kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji yang biasanya mengandung natrium yang tinggi (makanan asin), bisa meningkatkan kolesterol dalam darah dan tekanan darah. Apalagi jika Sobat Krakatau Medika jarang mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran. Maka tubuh akan kekurangan vitamin dan mineral yang sangat diperlukan jantung.
  2. Kecanduan rokok, Bisa dibilang rokok adalah salah satu yang menjadi faktor berbagai jenis penyakit. Asap rokok yang dihirup dapat menjadi penyebab berbagai penyakit, mulai dari kanker paru, gangguan kehamilan dan janin, hingga penyakit jantung. Hal ini karena di dalam tembakau yang terdapat pada rokok, terkandung berbagai zat berbahaya bagi tubuh, seperti kandungan nikotin yang bisa membuat jantung berdetak lebih kencang lebih dari normal. Selain itu, karbon monoksida yang merupakan gas beracun yang dapat menghalangi pasokan oksigen ke jantung.  
  3. Diabetes, adalah salah satu penyakit dapat meningkatkan terjadinya penyakit jantung koroner. Hal ini karena diabetes mempermudah terjadinya penurunan fungsi pembuluh darah sehingga lemak jahat (LDL) mudah untuk menempel di dinding pembuluh darah dan menyebabkan penyempitan.
  4. Hipertensi, dapat melukai dinding arteri dan menurunkan fungsi dinding pembuluh darah sehingga mempermudah kolesterol LDL juga dapat menempel di dinding pembuluh darah dan meningkatkan penimbunan plak. Bahkan, saat kerusakan pada pembuluh darah jantung terjadi sudah cukup parah, aliran darah menuju otot-otot jantung akan terhambat sehingga dapat menyebabkan terjadi serangan jantung mendadak.
  5. Obesitas, saat seseorang mengalami obesitas maka risiko penyakit jantung koroner akan meningkat hingga empat kali lebih tinggi jika dibandingkan pemilik berat badan ideal. Kelebihan berat badan atau obesitas ini dapat meningkatkan tekanan darah tinggi dan ketidaknormalan lemak. Kemudian, obesitas juga akan meningkatkan kadar gula darah yang tentu akan menyebabkan diabetes. 
  6. Stres, kerap terjadi lantaran reaksi alami tubuh saat dihadapkan pada kondisi sulit, seperti tekanan pekerjaan, emosi, dan kesibukan bekerja sehingga tubuh kurang gerak. Namun, faktanya, stres dapat memicu terjadinya penyakit jantung. Pasalnya, saat seseorang stres, maka napas menjadi lebih cepat. Sobat Krakatau Medika juga dapat mengalami nyeri dada, keluarnya keringat berlebih, mual, tekanan darah yang meningkat hingga detak jantung tak beraturan. Hal ini disebabkan penyumbatan pada arteri yang membuat aliran tidak lancar. 
  7. Riwayat keluarga, seseorang dengan riwayat keluarga penyakit jantung akan lebih tinggi beresiko mengalami penyakit jantung dibandingkan orang lain. Terutama pada seseorang yang mengalami penyakit jantung pada usia muda yaitu kurang dari 55 tahun pada pria dan kurang dari 60 tahun pada wanita. Jadi, saat seseorang yang mempunyai anggota keluarga menderita penyakit jantung koroner atau stroke ataupun mati mendadak, maka sebaiknya harus lebih berhati-hati dan lebih cepat melakukan pemeriksaan deteksi penyakit jantung koroner.


Gejala Penyakit Jantung Koroner

Lalu, apa saja ciri-ciri dan gejala penyakit jantung koroner? Berikut ini diantaranya:

  • Nyeri dada sebelah kiri
  • Sesak nafas
  • Irama jantung tak beraturan
  • Keringat dingin
  • Mual dan muntah 

Sobat Krakatau Medika juga mungkin mengalami lebih banyak gejala ketika aliran darah mulai terbatas. Jika penyumbatan memotong aliran darah sepenuhnya atau hampir seluruhnya, otot jantung akan mulai mati jika tidak dipulihkan. Kondisi inilah yang merupakan serangan jantung. 


Pengobatan penyakit jantung koroner

Jika anda merasakan gejala awal penyakit jantung ataupun pernah mengalami serangan jantung ringan, sebaiknya jangan abaikan. Apalagi jika gejala terasa menyiksa atau berlangsung lebih dari lima menit.  Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan ketika mengalami gejala penyakit jantung koroner:


  • Hubungi layanan gawat darurat, Karena gejala penyakit arteri koroner bisa menjadi gejala serangan jantung, maka sebaiknya meminta bantuan atau menghubungi nomor telepon layanan gawat darurat rumah sakit terdekat.  Meminta bantuan medis, dapat menyelamatkan jantung dari kerusakan yang lebih parah dan bahkan dapat menghindari akibat yang lebih fatal seperti kematian. Risiko kematian terbesar dari serangan jantung terjadi dalam kurun waktu satu jam setelah terjadi serangan jantung. Perawatan yang cepat dan tepat dari tim medis dapat menyelamatkan otot jantung dari kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Semakin banyak otot jantung yang terselamatkan, semakin efektif jantung akan kembali memompa dan bekerja setelah serangan.  
  • Diagnosis, Bila telah terjadi penyumbatan, tindakan medis umumnya diambil adalah dengan pemeriksaan kateterisasi dan pemasangan cincin (stent) untuk menjaga agar pembuluh darah koroner tidak tersumbat atau menyempit.  Selain itu, ada beberapa tindakan untuk mendiagnosis penyakit jantung koroner, yaitu:  Elektrokardiogram (tes pemantauan sinyal listrik), Ekokardiogra (tes pencitraan menggunakan gelombang ultrasound), Stress test (Tes khusus untuk mengukur stres pada jantung selama aktivitas fisik dan saat istirahat), Kateterisasi jantung dan CT scan jantung.
  • Perubahan gaya hidup, agar terhindar dari penyakit jantung koroner, Sobat Krakatau Medika dapat memulai perubahan gaya hidup, dengan cara: Perhatikan pola makan. Hindari makanan yang banyak mengandung lemak atau yang mengandung kolesterol tinggi, berhenti merokok, hindari Stres , kontrol tekanan darah, olahraga secara teratur untuk membakar lemak dalam tubuh dan menjaga tetap bugar, dan kontrol berat badan agar tetap ideal.
  • Pemberian obat-obatan, berbagai obat juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit arteri koroner. Menurut Kementerian Kesehatan pengobatan diberikan berupa obat-obatan golongan nitrat (seperti Isosorbid dinitrat, cedocard, Nitral atau farsorbid) yang diberikan di bawah lidah. Pemberian obat-obatan ini dilakukan beberapa kali hingga penderita mendapat pertolongan di rumah sakit. Namun, untuk pengobatan akan disesuaikan oleh Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah saat Anda melakukan konsultasi.
  • Lakukan skrining jantung, skrining jantung adalah pemeriksaan dini yang paling tepat terutama jika Anda memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit jantung koroner sebelumnya. Selain itu, Anda yang memiliki faktor risiko lainnya juga sebaiknya melakukan skrining jantung. Prosedur skrining jantung ini biasanya terdiri treadmillechocardiography maupun angiografi koroner sesuai kondisi pasien.

Menjaga kesehatan jantung adalah investasi jangka panjang untuk kualitas hidup yang lebih baik. Mengenali gejala dan penyebab penyakit jantung koroner sejak dini memungkinkan penanganan lebih cepat dan efektif. Jangan abaikan tanda-tanda yang mungkin muncul konsultasikan segera dengan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS Krakatau Medika jika Anda memiliki faktor risiko atau merasakan keluhan yang mengarah pada gangguan jantung.

Hubungi Kami